Gibran-Teguh terlihat sama-sama kompak mengenakan baju seragam dengan latar dasar warna biru, merah, dan putih, bergambar logo PDIP, banteng bermoncong putih, yang dinaiki keduanya. Sedangkan bagian belakangnya berlatar gambar gapura Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningkrat lengkap dengan logo lambang Keraton Solo berupa Mata Hari Terbit.
Gapura Keraton Surakarta tersebut berada di Jalan Veteran di pintu masuk Pasar Klewer Solo. Baik Gibran-Teguh mengakui ini kali pertama tampil bersama dengan mengenakan baju seragam untuk kampanye Pilwalkot Solo.
"Baju seragam ini sumbangan dari ide-ide kreatif anak muda dari salah satu distro di Jalan Samratulangi, Manahan, Solo yang diberikan pada saya," ujar, Teguh Prakosa, Kamis (30/7).
Gibran-Teguh Pamer Baju Seragam Politik Bergambar Banteng. Foto: kumparan |
Banyak ide-ide kreatif yang muncul dari tim pemenangan, relawan, dan anak muda Solo untuk seragam. Kita tampung semua sebagai bentuk apresiasi karya mereka" kata dia.
Ia belum mengetahui apakah ini akan menjadi baju kampanye resmi atau ada baju lain. Namun demikian, seragam ini sebagai baju kampanye awal.
"Kita orang Jawa. Ada filosofinya supaya ada daya magisnya (pakai seragam) seolah-olah yang kita pakai adalah sebuah doa," kata Teguh.
Ia berharap dengan memakai baju ini tidak hanya sekadar menang saja, tetapi bisa mengiringi Gibran menjadi Wali Kota Solo untuk mengayomi dan menyejahterakan rakyat Solo.
Cawali Gibran Rakabuming Raka pun mengapresiasi karya kreatif anak muda Solo ini. Dengan desain baju ini membuktikan distro Solo tidak kalah dengan Bandung dan Bali.
"Saya senang sekali dikasih baju ini. Pilkada tahun ini bukan hanya sebagai kontestasi politik semata, tetapi sebagai ajang kreatif anak muda. Anak muda makin terlibat politik saya makin seneng," tutup Gibran.
sumber: kumparan