BERITA TERKINI - Pemerintah Inggris mulai melakukan uji coba mendeteksi dini virus corona pada manusia menggunakan anjing pelacak yang terlatih khusus, bahkan sebelum gejala muncul. Uji coba ini akan dimulai di London.
"Para peneliti berharap anjing-anjing terlatih ini dapat menentukan sebagai tindakan peringatan dini non-invasif baru yang potensial untuk mendeteksi corona di masa depan," kata pemerintah Inggris pada hari Sabtu (16/5), dikutip dari CNN.
Setidaknya ada enam anjing terlatih yang disiapkan dan diberi nama 'The Super Six'. Keenam anjing itu campuran Labradors dan Cocker Spaniel, dapat dilatih untuk mendeteksi corona dari sampel bau.
Penyakit pernafasan diketahui dapat mengubah bau badan anak laki-laki, menurut para peneliti, sehingga berharap anjing-anjing tersebut dapat mendeteksi virus seperti yang telah mereka lakukan dengan malaria.
"Kami senang bahwa pemerintah telah memberi kami kesempatan untuk menunjukkan bahwa anjing dapat berperan dalam perang melawan Covid-19," kata Dr. Claire Guest, CEO dan salah satu pendiri Anjing Deteksi Medis.
"Mereka memiliki potensi untuk membantu dengan menyaring orang dengan cepat, yang akan menjadi sangat penting ketika negara ini keluar dari penguncian," ujarnya.
Para peneliti selama ini telah melatih anjing untuk mendeteksi bau berbagai penyakit pada manusia, seperti kanker, malaria, dan penyakit Parkinson.
"Kami yakin anjing kami akan dapat menemukan bau Covid-19 dan kami kemudian akan pindah ke tahap kedua untuk menguji mereka secara langsung, setelah itu kami berharap dapat bekerja dengan lembaga lain untuk melatih lebih banyak anjing," Kata tamu.
"Kami sangat bangga bahwa hidung seekor anjing dapat sekali lagi menyelamatkan banyak nyawa (manusia)," tambahnya.
Jumlah kasus positif corona di Inggris hingga hari ini mencapai 238.004 kasus dan 34.078 pasien meninggal. Menjadikannya negara ketiga dengan kasus terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat 1.442.924 kasus dengan 87.493 korban jiwa, dan Rusia 262.843 kasus dan 2.418 kematian.
Secara global, kasus corona sudah menyentuh 4.536.673 kasus. Data statistik John Hopkins University hingga Sabtu (16/5), mencatat angka kematian di seluruh dunia akibat corona mencapai 307.108 korban jiwa. (cnn)