BERITA TERKINI - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa di negara Pancasila tidak boleh ada istinah minoritas dan mayoritas. Menurut dia bangsa ini beragam, sehingga aneh jika ada kelompok yang selalu mempersoalkan keberagaman.
"Saya selalu teriak dengan lantang, tidak perlu lagi kita bicara mayoritas dan minoritas. Aneh bangsa ini. Bahkan menjadi perbincangan yang meruncing," kata Moeldoko di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).
Moeldoko juga mengaku heran terhadap kondiisi yang tengah dialami oleh Indonesia. Dimana orang-orang mulai berani terang-terangan intoleransi dan SARA.
"Saya ingat persis pada tahun saya masih dinas, tahun-tahun sebelum 1998 itu orang bicara SARA nggak berani, tapi sekarang kita perbincangkan substansi SARA itu, aneh bangsa ini," jelas dia.
Kemudian, Moeldoko mengajak semua pihak berkolaborasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
"Program-program pemerintah tidak bisa jalan sendirian. Pemerintah perlu berkolaborasi dengan semua pihak," tandas dia. [akr]
"Saya selalu teriak dengan lantang, tidak perlu lagi kita bicara mayoritas dan minoritas. Aneh bangsa ini. Bahkan menjadi perbincangan yang meruncing," kata Moeldoko di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).
Moeldoko juga mengaku heran terhadap kondiisi yang tengah dialami oleh Indonesia. Dimana orang-orang mulai berani terang-terangan intoleransi dan SARA.
"Saya ingat persis pada tahun saya masih dinas, tahun-tahun sebelum 1998 itu orang bicara SARA nggak berani, tapi sekarang kita perbincangkan substansi SARA itu, aneh bangsa ini," jelas dia.
Kemudian, Moeldoko mengajak semua pihak berkolaborasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
"Program-program pemerintah tidak bisa jalan sendirian. Pemerintah perlu berkolaborasi dengan semua pihak," tandas dia. [akr]